Posted By. TENTANGKU!

Recent Posts

Duka Seakan Bersahabat (geudubangjawapost)

Pada kesempatan kali ini saya ingin mempostingkan beberapa kisah nyata yang dikatakan sedih dan saya kutip dari majalah islami di beberapa tempat, oke simak ceritanya. Pada suatu hari Ayah ku jatuh sakit. Ayahku sakit bisa di bilang parah, selama sakit Ayahku berpesan untuk menjaga kedua adikku serta kakakku. Selama empat hari Ayahku semakin parah, tubuhnya pun semakin lemah. makan, minum sudah tidak mau.


Teman dan sahabatku, semakin berat beban yang Aku pikul, Aku jalani sendiri tanpa di bantu Ayah, dengan usia ku yang baru duduk di kelas 6. karena terlalu parahnya kondisi Ayah ku, sampai ia tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan. sampai ada suara ayam berkokok pun, Ia meniru apa yang ia dengarkan. singkat cerita, Aku malas tuk pergi ke sekolah. Karena, Aku gak tega meninggalkan Ayah dalam kondisi begini.
Ayah ku memanggil. ’’Dewi belum berangkat sekolah.’’?? 
“Belum yah, Aku gak sekolah yah.”??
“Sekolah dewi, kamu adalah harapan Ayah”
“Tapi yah, Ayah sama adik gimana.” ??
“Biar Ayah sama nenek aja”
“Iya gak apa-apa biar sama uwa aja” Aku menoleh ke arah uwa yang baru saja datang.
Aku tetap tidak mau sekolah, karena Aku mendapat firasat di dalam mimpi, kalau Ayahku di jemput dengan dua orang di dalam mobil. lalu Ayahku ikut ke dalam mobil, sambil melambaikan tangan ke arah ku , Akupun terkejut melihat Ayah pergi.
“Ayaaaaaaaaa,,,,,,,,,,,,h Ayah mau kemana ,,,? Ayaaaaah “
Semakin menangis dan berlari semakin jauh semakin jauh mobil itu melaju, Akupun terjatuh. Ayah terus melambaikan tangannya sambil tersenyum. Akupun terbangun dan melihat Ayah masih terbaring di tempat tidur, Aku tatap wajah Ayah yang sudah pasrah dengan keadaannya.
Keesokan harinya Aku tidak ingin pergi ke sekolah Aku takut Ayah pergi seperti pirasat dalam mimpi.
Tapi Ayah ku tambah marah.
Teman dengan berat Aku berangkat ke sekolah, sesampainya ke sekolah Aku gelisah pikiranku pun melayang.

Dalam mengerjakan soal, Aku tidak konsentrasi pada soal yang di berikan guru, tak terasa air mata pun menetes. lalu Aku melihat ke arah luar, ada saudaraku yang melompat-lompat ke arah jendela sekolah. ke khawatiranku tambah kuat, jangan-jangan Ayahku ?. Tapi ke 2 saudaraku tidak berani menghadap Pak guru.
Aku mengerti dengan isyarat saudaraku, dengan memberanikan diri Aku menghadap guru.
“Pak maaf, di luar ada saudara saya ingin bertemu dengan saya“
“Siapa ? laki-laki atau perempuan ?”
“ Perempuan pak.“
“Seharusnya dia yang mengetuk pintu bukan kamu yang keluar.”
“Gak tau pak.“ jawab ku, Dengan air mata yang terus mengalir.
“Kenapa kamu nangis ?” tanya Pak guru, dengan rasa khawatir.
Aku hanya meggelengkan kepala karena tak kuat untuk menjelaskannya.
“Ya sudah duduk kembali biar bapak yang keluar.” 
Pak guru pun keluar untuk menemui saudaraku. Tak lama kemudian, pak guru pun memanggil ku kembali dengan wajahnya yang sendu, tambah yakin sudah pikiranku.
“Dewi sini sebentar”
“Iya pak”
“Sekarang kamu pulang dulu, kamu harus kuat ya ?”
“Emang kenapa pak ? Apa kata saudara saya pak?” dengan Air mata yang terus mengalir.
“Kamu jangan nangis, gak ada apa-apa kok .”
“Iya pak “ Sambil mengusap air mata. entah kenapa air mata ini terus menerus mengalir seakan-akan mata ini tau, Aku pasti menangis.
Aku pun berpamitan sama bapak guru
“Eh lo... kenapa sekolah ??”tanya saudaraku yang seumuran dengan ku, namanya “SANTI” dan “YULI”.
“Kan di suruh sekolah, emang kenapa ?? Ayah ya ??”
“Enggak, enggak ada apa-apa kok. ayo cepet pulang!!!!”
“Sebentar ke wc dulu yuk !!!”
“Emang mau apa??”
“Aku mau lihat ke cermin, malu gak? Aku keliatan habis nangis.”
“Enggak, udah gak apa-apa, naik mobil ini “
Selama di perjalanan, ke 2 saudaraku saling senggol-senggolan sambil dia berkata.
“Udah kasih tau aja.”
“Jangan nanti pingsan gimana ??”
Aku pun curiga sama Santi, dan Yuli. Kemudian Aku turun dari mobil selama perjalanan ke arah rumahku, mereka saling tutup mulut.
“Santi, Yuli ada apa sih ??” Tegas ku, dengan rasa kesal melihat tingkah mereka yang seolah-olah menyembunyikan sesuatu.
“Enggak, enggak ada apa-apa kok” Jawab Yuli, dengan santai.
“Ayah enggak kenapa-napa kan ??”
“Enggak”
“Tapi itu banyak orang-orang yang bawa baskom ??”
“Gak tau”
“Ah bohong, itu kok ke arah rumah kita “
Tak terasa air mata ku pun terus mengalir, ketika Aku melihat tetanggaku menebang pohon pisang.
“San, Yul itu kan? Ayaaaaaaaaaaaaah! ayaaaah...! ayaaaaaaaah jangan tinggalin Dewi yah !!!!!!”
Aku pun berlari, tubuh ku terasa ringan. sambil memanggil Ayah dan menangis, Aku pun pingsan tak sadarkan diri.
Tak lama kemudian Aku pun sadar, Aku terus memanggil Ayah lalu Aku pingsan lagi. sampai berulang ulang kali.
“Wi, sadar wi......... kuatkan hati kamu wi,”Aku pun mendengar, tak lama kemudian Aku pun terbangun.
“Ayaaaaaaa,,,,h kenapa Ayah tinggalkan wi sendiri yaaah ,,,,,??????
Ayah tega!! tinggalkan dewi dengan ke dua adik yang masih kecil dan kakak yang bisu. apa daya nya dewi yaaaah? wi belum sanggup, wi belum mampu tuk nerima semua ini yaaaah”
Aku terus menangis meratapi kepedihan ini, Aku pun berpikir. apa yang harus ku perbuat dengan cobaan ini ? Aku pun memeluk adik ku yang sedang tidur pulas yang tidak mengerti dengan semua ini, Aku pun menoleh ke arah kakak ku yang sedang duduk melamun. menerawang matanya dengan tajam, entah apa yang di pikirkannya dan Aku pun menghampirinya. dengan bahasa isyarat Aku pun menegur, tapi kakak ku pun tetap diam. yang ku lihat hanya air mata yang mengalir di pipi nya, Aku pun mengusap air mata nya sambil tersenyum agar dia tau bahwa dia tidak sendiri. Hari demi hari ku lakukan semampu ku. apa yang Aku bisa ku kerjakan, tapi kakak Aku lah yang selalu bertingkah aneh. ia selalu berdiri di balik jendela melihat ke arah jalan Ayah di makam kan. kadang ia menangis, dan menjerit berbicara yang tak jelas seakan - akan dia tidak menerima dengan semua ini. dia PROTES dengan nasib dan takdir ini, dengan kondisi seperti ini tak lama kemudian kakak ku jatuh sakit dan lumpuh.
Sobat bayangkan betapa berat yang Aku jalani dengan ke dua adik yang masih kecil, kakak yang bisu dan lumpuh, juga nenek yang selalu menemaniku. singkat cerita , kakak ku pun meninggal dunia.

0 komentar on Duka Seakan Bersahabat (geudubangjawapost) :

Post a Comment and Don't Spam!

TV Cuyy

    Warung Bebas TV Streaming

    Fans Page

     
    Chrome Pointer

    About Me