Ada seorang pemuda yang ditinggal kekasihnya.
ini bukan hanya sekedar ditinggal, namun meninggalkan kita semua
Dia meninggal dunia dalam usia muda dikarenakan sakit.
Seorang pemuda itu tak bisa menyembunyikan kesedihan dan kegelisahannya.
Sepulang dari rumah kekasihnya. lamunan menjadi teman yang menyertainya.
"Saat" yang setia menemaninya berlalu tanpa terasa terjadi satu apa
pun. Ada sebuah duri yang menusuk hatinya. setiap waktu terasa nyeri,
sementara dia terus berjalan. Dia melangkahkan kaki kirinya ke tempat
terminal yang banyak orangnya. hampir masuk. namun kaki kanannya serasa
masih tertinggal di makam kekasihnya.
Siapa yang tahu apa yang akan terjadi dari satu saat ke saat lain.
Banyak yang terjadi..
Ribuan manusia lahir,
Ribuan manusia juga mati.
Jutaan orang menangis,
Milyaran menusia juga tertawa.
Banyak terjadi dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu
Lebih banyak dari yang dapat dibayangkan manusia
Sebab manusia hanya dapat membayangkan hal-hal yang mereka tahu
Dan mereka pahami
Apakah manusia tahu tangis seorang bocah lapar yang terkapar
Di atas rumput liar jauh tersembunyi di semak-semak belukar?
Bukan lapar karena tidak ada nasi dan uang,
Tapi lapar karena memang mimpi sudah tak mampu lagi menjalar
Dapatkah orang-orang seperti mereka nyenyak dalam mimpi-mimpinya?
Ruang dan waktu menyimpan tangisan alam semesta dan rintihan ribuan manusia.
Banyak hal tidak kita perhatikan,
Meskipun sesungguhnya hal-hal itu ada.
Kalau kita sanggup menjernihkan pikiran kita,
tangan dan hati saudara-saudara kita menunggu pelukan
Dan aliran kesejahteraan dari kita,.
Ruang dan waktu mengurungnya dalam penjara kepedihan
Yang hanya dia sendiri yang tahu dan merasakannya.
Memang,
Perjanalan waktu yang meluap di dalam emosi berbeda dari waktu yang berkembang di dalam intelegensia manusia.
Ketika emosi dipaksa mengalami cerita sedih,
Waktu menjadi mati
Dan ruang pun menjadi tubuh yang sempit,
Bahkan manusia sering lupa tentang apa yang ada
Dan apa yang seharusnya ada.
Hati-Hati ... !
Dengan sadar tak sadar pemuda itu terduduk di bawah pohon. Matanya masih
berkedip. napasnya masih berembus, jantungnya masih berdetak, dan
otaknya pun masih berdenyut. Tetapi. dia tak hidup.
Diangkatnya kepala yang beku tengadah ke arah langit, tergambar sketsa
garis-garis membentuk satu wajah, tak sempurna, tapi indah sekali. Dia
pejamkan mata terbayangkan seraut wajah dengan senyum tersungging di
bibir yang memutih. Terdengar lirih gambar itu berkata, "Senyumlah Den,
Senyumlah...#" Dari hembusan napasnya terselip suara. "Tuhan"
Lamunannya dibangunkan oleh suara seorang pedagang asongan. "Air mas"?
Pemuda itu terperanjat, "O, tidak, terima kasih."
Seiring pedagang itu berlalu, kakinya kembali melangkah menuju ke tempat
yang lain. Gontai dia berjalan. Suara adzan ashar tak terdengar
olehnya, shalat dhuhur pun dia lewatkan. Dia berjalan tak ada tujuan
tanpa makna kehidupan. hati pun hampa terasa dan kosong dalam
pandangannya.
Hati-hati dengan bahayanya Lamunan..
Bisa rugi dunia akhirat..
Posted By. TENTANGKU!
Recent Posts
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar on Bahaya Melamun (Geudubang Punya Saran) :
Post a Comment and Don't Spam!