Pagi
yang penuh keagungan cakrawala, hembusan angin sepoi-sepomenyentuh dan
menembus kulitku, dingin sekali ..
Seperti
membuka hari dan berharap disambut dengan senyum, aku mencoba melangkahkan kaki
dan menjalani hidup. Kicau burung menyentuh telinga, ku buka jendela dan ku
hirup udara dalam sejuknya membuat tubuhku segar, dan mimpi tadi malam tlah ku
lupakan. Suasana hati kelabu dan murung menjalani sebuah kisah cinta yang
dibilang masih cinta monyet , aku tak mampu mengerti tentang perasaan ini.
Setiap aku bertemu dengan dia, seorang yang aku suka, dadaku selalu bergetar
tak karuan. Tingkah laku tak dapat dikendalikan. Yah.. benar mungkin ini adalah
cinta monyet yang banyak orang bilang.
Hari
ini aku bertemu dengan cewek yang aku suka itu.
“Hey
… kenapa ngajak ketemu disini ?”, tanyanya mendahului
pembicaraan.
“Hemm
… ada something yang mau aku omongin ..!, Jawabku terlihat agak grogi.
“Ngomong
aja aku dengerin kok.!! , Timpalnya menetralkan suasana.
Kita
bercanda, aku berusaha membuatnya nyaman dengannya. Sesering kali dia menatapku
tapi aku berusaha memalingkan wajahku.
Aku
malu , tapi disisi lain aku sangat senang. Dunia bagaikan surga. Semua serba
indah di depan mata . Setiap kata yang dia ucap, aku mendengar suaranya terekam
di dalam ingatanku. Suaranya bagaikan sebuah getaran di dalam hatiku. Hatiku
terasa damai mendengar setiap kata yang terucap dari bibirnya.
Aku
menunngu untuk mengungkapakannya. Mauku ingin sambil mutar lagunya robinhood
itu, biar kelihatan romantis. Tapi aku bukan tipe orang romantis.
Deeeg
, astaga kami bertatap muka, alisnya, hidungnya, matanya, semuanya seakan
menarik perasaan yang semakin suka.
Detik
berganti menit, menit bergantin jam . Tak terasa waktu terus berputar dan saat
yang di tunggu pun tiba.
“Kamu
mau gak jadi girl frienku?” Tanyaku nerves sedikit terbata-bata.
“Apa???
Pacar???, katanya terkejut.
“Iya
, aku tahu ini terlalu cepat, yah aku memang bukan lelaki yang sempurna dan
mungkin bukan lelaki romantis karena aku mengutarakan yang mungkin saja saatnya
tidak tepat. Tapi aku harap kamu bisa mengerti dan bisa mempertimbangkan
ungkapanku ini. Mungkin aja kamu belum bisa percaya dengan apa yang aku bilang
dan sekarang bahkan aku utarakan kepadamu. Aku sadar bahwa aku memang benar
punya rasa , semua itu berawal ketika kita bertemu dalam satu kelas dulu,”
ucapanku panjang, menjelaskan .
“Eh..
aku.. aku..” jawabnya agak bimbang.
“Gak
dijawab sekarang gak papa kok aku kasih kamu waktu.” Ucapku.
Aku
mencintainya, jika dia menolak berarti aku telah kehilangan kesempatan .
“Aku mau jadi girl friendmu jika kamu serius
denganku”
Jawabnya
pelan tanpa tegang mungkin takut salah bicara.
“Benarkah
, jadi kamu terima cintaku,,?” kataku tak percaya.
Sumber : ceritakurnimen
0 komentar on Cinta Pertama (geudubangjawapost) :
Post a Comment and Don't Spam!